loading...
loading...
peninggalan sejarah, pelajaran kelas 4 sekolah dasar - Indonesia kaya akan benda-benda peninggalan sejarah. Benda-benda itu tersebar di berbagai daerah. Tahukah kamu bentuk dan jenis peninggalan sejarah tersebut? Siapa yang mewarisi benda-benda sejarah? Dalam bentuk apa benda peninggalan itu, dan sekarang di mana keberadaan benda peninggalan sejarah itu? Bagaimana cara menjaga kelestariannya? Untuk menjawabnya, mari kita pelajari bab ini.
A. Berbagai Bentuk Peninggalan Sejarah di Lingkungan Setempat
1. Peninggalan-peninggalan Sejarah di Lingkungan Setempat
Peninggalan sejarah banyak dimanfaatkan sebagai objek penelitian dan wisata. Di Indonesia banyak sekali peninggalan sejarah yang tersebar di seluruh wilayah. Peninggalan sejarah tersebut antara lain berupa bangunan, tulisan, dan peralatan yang digunakan pada masa lalu. Peninggalan sejarah yang berupa bangunan, misalnya candi, masjid, gereja, pura, istana, keraton, benteng, dan sebagainya. Peninggalan sejarah yang berupa tulisan atau karya sastra seperti naskah, kitab, surat perjanjian, dokumen, dan prasasti tersimpan di museum. Peninggalan sejarah yang berupa peralatan seperti kapak lonjong dan kapak genggam terbuat dari batu. Sedangkan kapak corong dan kapak panjang tersebut dari tulang. Kapak ini digunakan sebagai alat pemotong.
Berbagai macam kapak lonjong. |
Dalam sejarah lokal seringkali kita menemui cerita asal-usul nama suatu tempat, seperti nama kota Jakarta dan desa Rogoselo. Cerita itu bukan cerita asli, tetapi bercampur mitos dan kebenarannya kadangkadang diragukan.
a. Asal Usul Nama Kota Jakarta
Ada cerita yang menyebutkan bahwa pada abad 14 di suatu daerah ada sebuah pelabuhan yang diberi nama Sunda Kelapa. Pelabuhan ini sangat ramai, banyak pedagang dari negara lain yang singgah di sana. Portugis berkeinginan untuk menguasai Sunda Kelapa. Namun pasukan Portugis dikalahkan oleh pasukan muslim gabungan Demak- Cirebon yang dipimpin oleh Fatahillah. Sebagai tanda kemenangan, Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta pada tanggal 22 Juni 1527. Jayakarta berkembang pesat. Pada tahun 1619 Jayakarta direbut Belanda dan namanya diganti menjadi Batavia atau Betawi. Tahun 1942 Belanda ditaklukkan oleh Jepang. Nama Batavia diganti menjadi Jakarta. Selanjutnya tanggal 22 Juni ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Jakarta.
b. Asal Usul Nama Desa Rogoselo di Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah
Pada suatu hari terjadi perkelahian antara Baron Skeber dari Spanyol dengan Kiai Natas Angin dari Mataram. Karena merasa kalah, Baron Skeber melarikan diri, namun dikejar terus oleh Kiai Natas Angin. Baron Skeber bersembunyi di kaki bukit dan menjelma menjadi patung. Sejak peristiwa itu, tempat di kaki bukit tersebut dikenal dengan nama desa Rogoselo. Rogo berarti tubuh, selo berarti batu. Di negara kita banyak dijumpai cerita rakyat tentang asal-usul nama suatu tempat. Selain kedua contoh tersebut di atas, masih ada yang lain, seperti nama Rawa Pening di Jawa Tengah, Danau Toba di Sumatera Utara, Tangkuban Perahu di Jawa Barat dan sebagainya.
B. Jenis-Jenis Peninggalan Sejarah
1. Jenis-jenis Peninggalan Sejarah di Lingkungan Setempat
Bangsa Indonesia terkenal memiliki budaya yang tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya peninggalan budaya yang bernilai sejarah, yang sampai sekarang masih dapat kita nikmati keindahannya. Jenis-jenis peninggalan sejarah itu antara lain, sebagai berikut.
a. Prasasti
Prasasti adalah piagam yang tertulis di batu atau tembaga. Prasasti biasanya ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa sanskerta. Di Kalimantan Timur terdapat prasasti berbentuk yupa yang menerangkan sejarah kerajaan Kutai. Yupa adalah tugu batu bertulis. Di Jawa Barat terdapat prasasti Ciaruteun, prasasti Kebon Kopi dan prasasti Tugu peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Di Sumatera
Selatan terdapat prasasti Nalanda yang bertuliskan silsilah raja Kerajaan Sriwijaya. Di Jawa Timur terdapat prasasti Padlegan dan prasasti Panumbangan peninggalan kerajaan Kediri.
b. Karya Sastra
Pada masa kerajaan Hindu-Buddha banyak karya sastra yang berupa kitab sastra dan cerita rakyat. Kitab sastra karangan para pujangga seperti, Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang
memuat istilah Pancasila. Kitab Jangka Jayabaya yang ditulis oleh raja Jayabaya yang berisi ramalan-ramalan tentang masa depan bangsa Indonesia. Kitab Kutaramanawa yang disusun oleh Mahapatih Gajah Mada dan dipergunakan sebagai dasar hukum kerajaan Majapahit. Karya sastra
yang berupa cerita rakyat atau legenda rakyat misalnya cerita rakyat Bandung Bondowoso dari Jawa Tengah, Malin Kundang dari Sumatera Barat, Putri Cendana dari Nusa Tenggara, Sangkuriang dari Jawa Barat, dan sebagainya.
c. Istana, Keraton, Gedung, Rumah
Istana, keraton, gedung, dan rumah yang memiliki nilai sejarah, seperti Istana Merdeka di Jakarta dan Istana Bogor. Keraton Kasunanan di Surakarta, Keraton Kasultanan di Yogyakarta, dan Keraton Kasepuhan di Cirebon. Gedung kantor berita Domei. Rumah Laksamana Maeda dan rumah Ir. Soekarno di Jakarta, dan lain sebagainya.
d. Monumen
Monumen dibangun sebagai penghormatan terhadap jasa perjuangan para pahlawan, seperti Monumen Proklamator dan Monumen Pancasila Sakti di Jakarta serta Monumen Tempat Tinggal Jenderal Soedirman di Purbalingga. Selain itu monumen dibangun untuk memperingati peristiwa penting, seperti Monumen Palagan di Ambawara, Monumen Yogya Kembali di Yogyakarta, dan Monumen Tugu di Semarang.
e. Masjid dan Gereja
Masjid dan gereja yang bernilai sejarah antara lain Masjid Agung Demak dan Gereja Portugis di Jakarta. Masjid Agung Demak di Jawa Tengah dibuat oleh wali sanga. Masjid ini memiliki keunikan, yaitu salah satu tiangnya terbuat dari tatal (serpihan kayu). Gereja Portugis di Jakarta dibangun antara tahun 1963 dan 1696. Gereja ini disediakan bagi orang-orang Batavia yang berbahasa Portugis.
f. Makam
Makam yang memiliki nilai sejarah antara lain makam raja-raja Tallo di Makasar, makam raja-raja Kasunanan dan Kasultanan di Imogiri Yogyakarta, makam Sentot Alibasa di Bengkulu, makam Sunan Gunungjati di Cirebon, makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa Timur, dan makam Ir. Soekarno di Blitar.
g. Benteng
Benteng adalah bangunan yang mempunyai nilai sejarah perjuangan, seperti Benteng Otanah di Gorontalo, Benteng Fort de Kock di Bukittingi Sumatera Barat, Benteng Holandia, dan
Bommel di Jakarta, Benteng Saint John di Ternate serta Benteng Barombon dan Rotterdam di Makasar Sulawesi Selatan.
h. Candi
Candi Muara Takus |
Candi adalah bangunan kuno terbuat dari batu. Candi digunakan sebagai tempat pemujaan, ibadah atau makam rajaraja. Di Jawa Timur terdapat berbagai candi peninggalan Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit. Candi peninggalan Kerajaan Singosari antara lain : Candi Jago (Jajaghu) sebagai makam Raja Wisnuwardhana, Candi Jawi sebagai makam Raja Kertanegara, dan Candi Kidal sebagai makam Raja Anusapati. Sedangkan candi peninggalan Kerajaan Majapahit antara lain Candi Panataran di Blitar, Candi Tikus di Trowulan dan Candi Jabung di Kraksaan. Di Jawa Tengah terdapat Candi Gedongsongo, Candi Borobudur dan Candi Mendut. Candi-candi tersebut adalah peninggalan Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Lama. Candi Gedongsongo dibangun pada masa
Dinasti Sanjaya. Candi Borobudur dan Candi Mendut dibangun pada masa Dinasti Syailendra,
untuk tempat ibadah umat Buddha. Candi Borobudur berupa sebuah bangunan terdiri dari
sepulh tingkat. Tingkat paling atas terdapat stupa. Candi ini terletak di desa Borobudur Kabupaten Magelang. Didirikan pada tahun 824 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Samaratungga.
Di Daerah istimewa Yogyakarta terdapat Candi Kalasan dan Candi Prambanan
peninggalan kerajaan Mataram Kuno. Candi Kalasan didirikan oleh Dinasti Syailendra yang beragama Buddha. Sedangkan Candi Prambanan didirikan oleh Raja Rakai Pikatan dari
Dinasti Sanjaya pada abad IX. Dinasti Sanjaya penganut agama Hindu. Candi ini terdiri atas beberapa bangunan candi dengan halaman yang cukup luas. Letaknya di desa Bokoharjo kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Di halaman Candi Prambanan setiap terang bulan purnama ada pementasan sendratari Ramayana. Candi Prambanan dibangun untuk tempat pemujaan terhadap dewa-dewa.Di Bangkuriang Riau terdapat Candi Muara Takus, dan di Padang Sidempuan Sumatera Utara terdapat Candi Biara Bahal. Keduanya adalah candi agama Buddha, merupakan bangunan suci peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
2. Ciri-ciri Peninggalan Sejarah di Lingkungan Setempat
Peninggalan sejarah seperti candi memiliki ciri yang berbeda antara di tempat satu dengan tempat yang lain. Contohnya antara lain sebagai berikut.
Perbedaan tipe candi Jawa | Timur dan Jawa Tengah. |
a. Candi di Jawa Timur
Candi-candi di Jawa Timur pada umumnya adalah candi Hindu, bentuknya cenderung langsing. Fungsinya sebagai pemakaman dan pemujaan dewa.
b. Candi di Jawa Tengah
Candi-candi di Jawa Tengah pada umumnya adalah candi Buddha, bentuknya cenderung tambun. Berfungsi sebagai tempat ibadah.
C. Menjaga Kelestarian Peninggalan Sejarah
1. Cara Menjaga Kelestarian Peninggalan Sejarah
Kita harus tetap menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah agar tidak punah. Jika kebudayaan itu dibiarkan punah, kita tidak akan memiliki bukti-bukti tentang kebesaran bangsa Indonesia. Cara menjaga kelestarian peninggalan sejarah sebagai budaya bangsa dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.
a. Menjaga keutuhan benda-benda peninggalan sejarah.
b. Tidak mencorat-coret dan membuat kotor benda-benda peninggalan sejarah.
c. Tidak mengambil dan memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah sebagai barang antik.
d. Melakukan pemugaran dengan tidak meninggalkan bentuk aslinya.
Dalam rangka menjaga, melindungi, dan melestarikan benda-benda sejarah dan purbakala, pemerintah menerbitkan ”Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya dan Penjelasannya”. Dengan bantuan dari UNESCO, pemerintah telah melakukan beberapa kali pemugaran terhadap candi Prambanan dan candi Borobudur.
2. Manfaat Menjaga Kelestarian Peninggalan Sejarah
Upaya untuk menjaga kelestarian peninggalan sejarah yang ada di Indonesia sudah dilaksanakan. Peninggalan sejarah itu tidak hanya digunakan pada saat ini saja, akan tetapi juga untuk saat yang akan datang.
Manfaat yang didapat dari menjaga kelestarian peninggalan sejarah antara lain, yaitu:
a. memperkaya khazanah kebudayaan bangsa Indonesia,
b. menambah pendapatan negara karena digunakan sebagai objek wisata,
c. menyelamatkan keberadaan benda peninggalan sejarah, sehingga dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang, serta
d. membantu dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan untuk objek penelitian.
peninggalan sejarah, pelajaran kelas 4 sekolah dasar, Bentuk peninggalan sejarah berupa bangunan, tulisan atau karya sastra dan peralatan. Asal-usul nama suatu tempat pada umumnya mengandung mitos. Jenis peninggalan sejarah, antara lain prasasti, candi, kitab, istana, monumen, tempat ibadah, makam, dan benteng.
Loading...
EmoticonEmoticon